Jumat, 29 Mei 2015

Kronologis Krisis FIFA

Presiden FIFA, Sepp Blatter
Inilah krisis terhebat sepanjang sejarah berdirinya FIFA. Hanya berselang dua hari sebelum kongres dan pemilihan presiden digelar di Zurich, Swiss, sejumlah pejabat tinggi FIFA ditangkap pihak yang berwajib dengan tudingan telah melakukan tindak korupsi.

Dalam penilaian Departemen Kehakiman AS, tindakan memalukan tersebut telah berlangsung selama 24 tahun terakhir! Jaksa Agung, Loretta E. Lynch, menggambarkan pola korupsi dalam tubuh FIFA sebagai hal yang “merajalela, sistematis, dan mengakar.
Berikut kronologi krisis FIFA dalam dua hari terakhir (menurut waktu setempat):

Rabu, 27 Mei 2015:
Pukul 06.00: Bertempat di Hotel Baur au Lac, Zurich, Kepolisian Swiss menangkap 14 orang, terdiri dari 9 petinggi FIFA dan 5 pejabat teras perusahaan pemasaran, yang diduga terlibat dalam tindak korupsi dalam kurun 20 tahun, termasuk saat proses bidding dan pemilihan tuan rumah Piala Dunia (PD) 2018 dan 2022.
Pukul 10.00: Jaksa Federal Swiss resmi membuka proses investigasi soal kemungkinan terjadinya korupsi dalam pemilihan tuan rumah PD 2018 dan 2022.
Pukul 10.30: Direktur Komunikasi FIFA, Walter De Gregorio, menggelar konferensi pers. Intinya, pemilihan presiden FIFA berjalan terus dan tidak ada pemilihan ulang soal tuan rumah PD 2018 dan 2022.
Pukul 13.30: Mantan Wakil Presiden FIFA, Jack Warner, berkeras dirinya tidak bersalah.
Pukul 14.30: Mantan anggota Komite Eksekutif FIFA, Chuck Blazar, mengaku dirinya bersalah dalam kasus korupsi FIFA yang nilainya mencapai lebih dari US$ 100 juta.
Pukul 15.30: Departemen Kehakiman AS menengarai tindak korupsi dalam tubuh FIFA telah berlangsung selama 24 tahun! Jaksa Agung AS, Loretta E. Lynch mencap korupsi dalam FIFA sangat merajalela, sistematis, dan mengakar.
Pukul 18.30: UEFA meminta pemilihan presiden FIFA ditunda.
Pukul 19.00: Presiden FIFA Sepp Blatter menyambut baik proses investigasi serta menegaskan dirinya bakal mengembalikan kepercayaan dunia terhadap FIFA.
Pukul 22.00: Jack Warner menyerahkan diri ke pihak kepolisian di Trinidad & Tobago.

Kamis, 28 Mei 2015:
Pukul 00.00: Chairman FA, PSSI-nya Inggris, Greg Dyke menilai inilah saatnya Blatter mundur dari jabatannya.
Pukul 02.00: Pihak penyelenggara Piala Dunia U-20 di Selandia Baru menegaskan turnamen tidak akan terganggu dengan krisis yang terjadi dalam FIFA.
Pukul 03.00: Sejumlah perusahaan beken yang selama ini menjadi partner utama FIFA, semisal Visa, McDonald’s , dan Adidas, mengancam akan menarik diri dari deal sponsorship.
Pukul 08.00: Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) tetap mendukung Blatter.
Pukul 09.00: Sempat mangkir dari sesi konferensi medis, Blatter justru menggelar rapat darurat dengan 6 konfederasi. Blatter menegaskan sikapnya yang tidak akan mundur dari pencalonan presiden.
Pukul 11.00: Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendukung Blatter dan menuding AS melakukan langkah illegal dan melanggar yuridiksi.
Pukul 13.00: Pihak Afrika Selatan membantah telah memberikan suap sebesar US$ 10 juta kepada pejabat FIFA terkait PD 2010.
Pukul 13.30: UEFA mengklarifikasi kehadirannya dalam kongres dan mendukung sepenuhnya Pangeran Ali Bin Al Hussein.
Pukul 15.00: Presiden UEFA Michel Platini meminta Blatter segera mundur.
Pukul 16.30: Kongres FIFA dimulai. Blatter berkelit dari tuduhan korupsi.
Pukul 19.00: Concacaf menjatuhkan skorsing terhadap presidennya, Jeffrey Webb, salah satu dari 9 pejabat FIFA yang ditangkap di Zurich.

Jumat, 29 Mei 2015:
Pukul 00.00: AS mendeklarasikan penolakannya terhadap Blatter dan mendukung Pangeran Ali Bin Al Hussein.
Pukul 02.00: Anggota Komite Eksekutif FIFA yang juga menjabat sebagai Presiden CBF (Brasil), Marco Polo De Nero, meninggalkan Zurich dan kembali ke negaranya.
Pukul 03.00: Menggunakan ambulans, dari penjara, Jack Werner dilarikan ke rumah sakit.
Pukul 04.00: Nike membantah tudingan terhadap partisipasinya dalam tindak pemerasan yang dilakukan pejabat FIFA.
Pukul 08.00: Inggris memberikan sinyal akan memboikot PD 2018 andaikata Blatter kembali terpilih menjadi Presiden FIFA.

Sumber : BeritaSatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar